Sebut saja Mawar (18 th) seorang santriyah di sebuah pesantren terkemuka di kota Garut, Jawa Barat. Mawar memiliki paras cantik dengan tubuh yang membuat para lelaki tidak bisa memalingkan pandangannya. Walau dikaruniai fisik yang sempurna, namun ia tetap tawadlu' menutupi semua auratnya dengan balutan jilbab ya lebar dan menawan. Hal ini menambah kesempurnaannya sebagai seorang wanita muslimah. Keanggunannya ternyata membuat para santri banyak yang penasaran ingin menjadi pendamping hidupnya. Salah satunya adalah sebut saja Anton (19 th). Anton sangat berbeda dengan Mawar. Anton adalah santri yang badung dan bandel. Kebiasaan favoritnya adalah nongkrong, foya-foya, pacaran, merokok, dan lain-lain. Ia sangat penasaran dengan Mawar. Dalam batinnya berucap, "Sebagai seorang pria, aku harus bisa menaklukkannya. Dan jangan sebut aku sebagai pria jika aku tidak dapat menaklukkannya."
Perasaan ini berlanjut hingga setiap hari ia selalu merayu Mawar. Pada awalnya Mawar tidak menanggapi sama sekali, namun akhirnya ia tergoda juga dengan rayuan maut Anton. Setiap hari Anton mengirim sms melalui HP pribadinya yang isinya selalu memuji-muji kecantikan dan kesalehan Mawar. Ternyata di balik kesempurnaan Mawar, ia adalah seorang yang rapuh terhadap pujian. Ia belum siap mendengar pujian hingga ia merasa sangat tersanjung dan berbalik mengagumi pria yang sering memujinya. Lama-kelamaan Mawar pun jatuh cinta dengan Anton.
Kesempatan ini tidak disia-siakan Anton. Ia sering mengajak Mawar jalan-jalan ke Puncak Bogor, dan tempat-tempat wisata lainnya. Mawar yang polos cuma bisa diam ketika pelan-pelan tangan Anton memegang tangan Mawar dengan maksud menggandengnya agar tidak terpeleset. Di sini Mawar tambah Ge-eR. Gombalan Anton terus dilancarkan tanpa henti. Sedangkan Mawar terus terbang entah hingga ke langit mana. Dulu is sama sekali tidak mau dipegang orang yang bukan muhrimnya, namun kini ia begitu menikmatinya. Dalam perjalanan ke tempat-tempat wisata itu, sepertinya Anton sengaja berlama-lama hingga waktu dibiarkannya senja. Kesempatan ini dijadikan alasan oleh Anton untuk menunda kepulangan hingga besok pagi, dan malam ini dia harus bisa membujuk Mawar untuk bermalam di villa yang memang banyak bertebaran di tempat wisata itu.
Awalnya Mawar takut, tetapi Anton sekali lagi berkata, "Mawar sayangku, aku takut kalau kita nekat pulang, entar ada apa-apa di jalan. Badanku capek sekali dan kamu tahu sendiri kan...jalannya licin karena masih hujan begini. Kita pulang besok saja.. mudah-mudahan badanku sudah kuat dan nggak pusing-pusing lagi. Yuk, kita berdoa saja semoga besok pagi hujan sudah reda biar kita bisa pulang secepatnya. Lagipula lebih aman jika kita bermalam di sini, aku khawatir di jalan banyak orang jahat yang mencegat pengendara sepeda motor. Banyak perampok di sini!" Mendengar alasan-alasan Anton yang meyakinkan itu, Mawar tidak ragu-ragu untuk menerima tawaran Anton bermalam di villa tersebut.
Malam itu mereka lalui dengan berbincang sepanjang malam. Pelan-pelan tangan Anton sudah semakin berani. Ia merangkulkan tangannya ke pundak atau bahu Mawar. Lalu Ia terus mengatakan, "Aku sayang kamu, Mawar." Mawar akhirnya semakin terlena dan tanpa Ia sadari, Ia meletakkan kepalanya di pundak Anton. Saat itulah Anton mengecup kepalanya, lalu pipinya, lalu bibirnya, dan ...
Tidak terasa adzan Subuh berkumandang, namun mereka tidak mendengarnya sama sekali. Mereka baru bangun ketika sinar matahari memasuki celah-celah fentilasi kamar mereka. Sebelum sholat Subuh (yang kesiangan), mereka sadar bahwa mereka harus mand junub dulu. Ya..mandi junub.
Ternyata peristiwa ini membuat mereka selalu terbayang-bayang dan membuat ketagihan. Intensitas pertemuan ini membuat mereka selalu terbayang-bayang dan membuat ketagihan. Dan kejadian malam itu terjadi berulang-ulang di tempat-tempat yang berbeda. Hari berganti hari, minggu berganti bulan, pagi itu Mawar merasa mual-mual yang tidak tertahankan. Badannya panas dingin. Ia terpaksa berobat ke dokter. Setelah diperiksa, ternyata Ia telah hamil! Astaghfirullah..!!! Betapa terkejutnya Ia sampai stress, panik, takut, dan cemas. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau orang tuanya sampai tahu. Apalagi Ia selama ini tinggal di pesantren. Uughh..hal ini terasa berat olehnya. Ia segera menghubungi Anton kekasihnya. Anton yang dipuja-pujanya, yang menjadi kebanggaannya, ternyata setelah mendengar kabar bahwa Mawar hamil langsung memutuskan hubungan dengannya. Ia merasa tidak cocok dengan Mawar. What..??!!! Hanya karena alasan "tidak cocok", Ia memutuskan tali cinta kasih mereka dan melepaskan diri dari tanggung jawab? Ya, begitulah, cowok-cowok yang tidak mempunyai keimanan dan menyukai pergaulan bebas.
Akhirnya Mawar yang harus menelan pil pahit hubungan cinta kasih mereka. Ia melalui hari-harinya dengan berat dan beban yang semakin menghimpit. Ia dikeluarkan dari pesantrendan aach...saya tidak tega meneruskan cerita ini.
(KISAH NYATA ini diambil dari buku "Ketika Ikhwan Akhwat Jatuh Cinta"penerbit Qudsi Media, Yogyakarta)
Sahabatku, Ikhwan dan Akhwat Fillah.., cerita di atas diangkat oleh penulisnya (Ust. Awan Abdullah & Ust. Adi Abdillah) dalam buku "Ketika Ikhwan & Akhwat Jatuh Cinta" dimaksudkan supaya kita semua menjauhi budaya pacaran sebelum menikah dalam bentuk apapun. Buku ini menceritakan dan membongkar kesalahan dalam mengaplikasikan cinta kepada lawan jenis. Selain itu, buku ini juga membetulkan bagaimana ta'aruf yang benar dalam Islam (sesuai syari'at insya Allah)
No comments:
Post a Comment